Tekan Angka Stunting

Baznas Kota Tanjungpinang bersama BKKBN Kepri serta DMI kota Tanjungpinang Tekan Angka Stunting

12/11/2022 | Humas

BAZNAS Kota Tanjungpinang bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kepri, Dewan Masjid Indonesia (DMI) serta Pengurus Masjid di Tanjungpinang menandatangani kesepakatan bersama rencana program penekanan angka stuning.

Bertempat di Kantor BAZNAS Kota Tanjungpinang, Sabtu, 12 November telah di laksanakan penandatangan MoU antara pihak BAZNAS Kota Tanjungpinang, BKKBN Kepri, DMI serta pengurus Masjid di Kota Tanjungpinang untuk program tekan angka stunting di Kota Tanjungpinang.

Ketua BAZNAS Kota Tanjungpinang, Bapak Akhmad Khusairi mengatakan bahwa dia mendukung program ini, ini merupakan langkah kongkrit yang melibatkan semua stakholder untuk menekan angka stunting di kota Tanjungpinang.

BAZNAS Kota Tanjungpinang akan menyalurkan bantuan kepada anak stunting di Tanjungpinang senilai Rp250 ribu per bulan. “Mudah mudahan dapat memberikan perubahan untuk peningkatan gizi anak yang masuk kategori stunting,” ujarnya.

Kerjasama dengan Dewan masjid, kata Khusairi, akan ditindaklanjuti dengan Baznas akan melakukan sosialisasi ke masjid masjid di Tanjungpinang dan membuka rekening khusus untuk dana infak stunting dari umat.

“Dana tersebut akan kita salurkan sesuai dengan ketentuan berlaku dengan prinsip prinsip BAZNAS,” kata Khusairi.

Kepala BKKBN Provinsi Kepri, Rohina menjelaskan penandatanganan itu merupakan tindaklanjut untuk penanganan kasus stunting di Tanjungpinang, saat ini sebanyak 20 anak sudah ditangani Pemko Tanjungpinang sedangkan sisanya sebanyak 22 anak telah ditangani Baznas Tanjungpinang.

“Nanti akan setiap masjid akan mengampu penanganan angka stunting,” kata Rohina di Tanjungpinang, Sabtu (12/11).

Kerjasama penanganan sunting itu, kata Rohina pertama di Kepri. Ia berharap bisa menjadi contoh bagi kabupaten kota lain bahkan se-Indonesia.

Untuk teknis penangananya sekarang BKKBN telah memiliki data kasus stunting yang nantinya akan diserahkan kepada Baznas sebagai penyalur bantuan.

“Jadi anak yang masuk kategori stunting itu sekarang sudah ada nama dan alamatnya, jangan khawatir nanti akan ditangani Baznas,” paparnya.

Jika semua bekerjasama maka semua bisa jadi ringan. Stunting menurut Rohina harus dibasmi demi mewujudkan generasi emas pada 2045 ketika Indonesia 100 tahun merdeka.

Di Kepri saat ini menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) berada di urutan empat terbawah dari 34 provinsi di Indonesia dengan pravelensi 17 persen. Hingga 2024, Kepri ditargetkan turun ke 10 persen.

“Untuk menurunkan ke angka 10 persen, maka perlu kita rangkul semua pihak sama sama serius mengentaskan angka stunting,” kata Rohina.

KOTA TANJUNGPINANG

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12